koran wong dermayu asli

Indramayu Post

Senin, 01 Juni 2009

Alasan kenapa Facebook Lebih Disukai dari pada Friendster....

5 alasan kenapa Facebook berjaya dan Friendster merana...........

perkemabangan di antara 2 jejaring sosial ini....

Semua orang pasti sudah tahu kalau Facebook (FB) sekarang ini sedang hot-hotnya dibicarakan oleh semua pihak, mulai dari remaja sekolah, mahasiswa-mahasiswi, para pekerja kantoran, aktris, bahkan sampai anak-anak dan nenek-nenek pun membicarakan dan menggunakan ini. Faktanya, booming Facebook jauh lebih “parah” dan “ekstrim” daripada booming Friendster (FS) karena aku sendiri melihat dengan mata kepalaku bahwa orang-orang yang biasanya ga tertarik dengan kehidupan online dan anti dengan Friendster malah bisa tertarik untuk memakai Facebook.

Inilah beberapa alasan utamanya kenapa Facebook bisa jadi nomor 1, dan aku rasa semua orang juga harusnya sudah merasakannya sendiri.
1. Fitur, Fasilitas dan Teknologi dan Fitur lagi dan Fitur lagi

Facebook 1 tahun lalu berbeda dengan yang sekarang. Hmmm, mungkin rentang waktunya agak kelamaan. Ralat, Facebook 1 bulan yang lalu berbeda dengan yang sekarang. Bila Anda mencari-cari dan mengoprek-oprek isi Facebook, maka pasti selalu ada saja yang berubah. Sebagian bilang perubahan itu perlu dan sebagian bilang perubahan itu merepotkan, tapi kenyataan bilang bahwa walau merepotkan tetapi tetap saja yang cuap-cuap karena perubahan itu tetap main Facebook dan penggunanya makin bertambah.

Tahun 2007 ketika pertama kali saya join dengan Facebook dengan dikenalkan oleh teman saya, situs ini terlihat biasa saja dan hampir ga ada bedanya dengan situs jaringan sosial lainnya. Tetapi sejak awal, yang membedakan Facebook dari situs lainnya adalah keberadaan aplikasinya. Kini, segudang fitur telah ditambah, mulai dari chatting (instant messaging), pembatasan privasi per grup, pengaturan kontak, kemudahan dalam sharing berita, kemudahan dalam sharing foto, dan sebagainya. Sedangkan bagi sebagian orang lain, keberadaan AJAX membuat praktis kehidupan mereka.

Sedangkan Friendster? Aku bergabung dengan Friendster sejak tahun 2005, dan sampai sekarang Friendster tetap mempertahankan tradisinya dengan layout dan fitur yang biasa saja. Malahan beberapa fitur merupakan hasil catutan dari Facebook. Untuk urusan teknologi, pasti sebagian besar orang sudah tahu bahwa banyak orang sering mengeluhkan Friendster itu lambat dan sering error, bahkan pernah sampai down karena masalah listrik di data center mereka.

Anda pernah menggunakan Flickr, Picassa yang merupakan situs photo sharing dengan fasilitas yang profesional? Maka Anda bisa melakukannya di Facebook. Pernah menggunakan blog seperti WordPress dan Blogger? Anda dapat juga menuliskan di Notes Facebook walau cenderung terbatas dilihat oleh pengguna dalam. Pernah juga menggunakan YouTube untuk berbagi video? Maka Facebook juga sudah punya fasilitas berbagi video. Atau juga pengen berbagi artikel atau halaman web menarik seperti digg.com? Anda juga bisa lakukan dengan fitur share atau link di Facebook. Anda mau melakukan microblogging seperti di Twitter? Lakukan juga di bagian “what’s on your mind?”. Mungkin yang belum ada sampai sekarang ini hanya search engine yang bisa mencari artikel ke banyak situs. :D
2. Kenyamanan, it’s a cozy place for kongkow-kongkow

Apakah Anda melihat perbedaan visual sejak awal masuk ke Facebook dan Friendster? Harusnya Anda melihat bahwa tampilan Facebook cenderung soft, sedangkan Friendster cenderung garang. Ketika awal-awal melakukan login, yang ditampilkan Facebook adalah berita soal teman-teman yang tersusun rapi dari atas sampai bawah seperti aliran waktu. Sedangkan waktu login ke Friendster, berita dikelompokkan per orang, dan dikelompokkan lagi per kategori. Jadi bila ada seseorang yang baru mengupload foto, yang tampil hanyalah tulisan “Added new photos - 10 years ago” dan alhasil orang pun ga bisa melihat apa yang menarik dari foto yang diupload tersebut.

Kedua tentu saja tampilan profile Facebook dan Friendster, sudah jelas jauh berbeda. Facebook memiliki tampilan yang tetap dan mereka teguh dalam prinsip mereka tersebut, sampai percobaan oleh para pengguna untuk merubah layout atau tampilan di Facebook pun harus patah arang di tengah jalan. Akhirnya semua harus dilakukan dengan addons dan melakukannya dari tingkat browser (yeah, tapi masih banyak aja yang mengklaim bisa mengubah tampilannya). Sedangkan Friendster begitu terkenal karena mudah mengubah-ubah tampilannya sampai tulisan yang ada pun ga terbaca. Bahkan dulu sempat dengan mudahnya menghilangkan logo Friendster dan membuat di dalam profilenya atau mengalihkan orang ke situs phising untuk mencuri data login pengguna Friendster.

Kenyamanan juga meliputi banyaknya fitur privasi yang dapat diatur di Facebook. Bahkan untuk informasi kontak (contact information) yang terdapat di profile, pengguna dapat membatasi setiap entry mulai dari nomor telepon, email dan sebagainya. Sedangkan untuk Friendster, semua langsung dipatok dalam satu pilihan, bisa melihat semuanya, atau ga bisa melihat sama sekali.

Banyaknya aturan di Facebook terkadang membuat beberapa pengguna sebal dan akhirnya ngambek ga mau menggunakan Facebook lagi. Tapi setelah beberapa hari ngambek, akhirnya pengguna itu pun kembali lagi ke Facebook dengan alasan “sudah terlanjur pakai dan cinta, masakan mau ditinggalin gitu aja”. Yang account Facebook-nya sudah diblokir pun, pada akhirnya akan berusaha meminta Facebook membukanya lagi. Sedangkan di Friendster, pasti banyak yang membuat account baru lagi dan memulai dari awal karena “nge-add teman itu yang utama” di Friendster. Di balik banyaknya aturan, orang seperti aku justru diuntungkan karena merasa lebih nyaman dengan aturan itu. Kalau ada orang yang aneh-aneh dengan accountnya, seperti spamming atau melanggar aturan, yang pasti akan lebih baik kalau orang itu ditendang dari Facebook. Yah, intinya kalau mau ikut acara yang ada, ikutilah aturan yang udah dibuat oleh tuan rumahnya.
3. Target pasar yang luas

Sebagai manusia, kita memang ga tau apa yang akan terjadi di masa depan, tentu saja dengan tim manajemen dan developer Facebook. Mungkin saja mereka ga tau kalau situs ini bisa menjadi situs yang besar pada akhirnya. Facebook yang dulu katanya ditargetkan untuk kalangan eksekutif, sekarang malah merambah ke setiap kalangan mulai dari kalangan eksekutif, bisnis sampai kalangan ekonomis. :D Bisa dibilang bahwa keberadaan Facebook bisa diterima oleh semua kalangan, walau belakangan ada saja isu kalau penggunaan Facebook itu diharamkan.

Selain itu Facebook pun ga menargetkan pasar terbatas di suatu negara atau memilih untuk menguasai pasar hanya di negara-negara tertentu. Alhasil puluhan bahasa kini tersedia di Facebook dan semua itu pada dasarnya dikembangkan sendiri oleh para pengguna Facebook dengan fitur translating. Bila Anda ingin bahasa Jawa atau bahasa daerah di Facebook, Anda tinggal mengajukan ke Facebook dan berkomitmenlah untuk menerjemahkan ribuan frasa yang terdapat di Facebook, dan jumlah ini tentu saja akan berkembang sesuai dengan fitur Facebook. Alhasil siapa saja bisa mengerti pemakaian Facebook walau pada awalnya terlihat lebih ribet daripada Friendster.

Sedangkan Friendster, ketika sudah berada di tahap awal kesuksesan, malah akhirnya menargetkan pasar Asia Tenggara sebagai pasar utamanya. Alhasil, banyak orang yang akan men-cap bahwa Friendster merupakan situs jaringan sosial hanya untuk Asia Tenggara, sama seperti Orkut yang menargetkan pasar ke India. Kemudahan Friendster dalam mengubah-ubah layout dan akhirnya membuat berantakan profile seakan-akan membuat target pasar Friendster juga turun level ke kalangan remaja dan anak-anak.
4. Aplikasi yang bikin semua lupa waktu

Kalau Friendster dulu mengandalkan testimonial dan jumlah friend untuk tiap penggunanya (sampai orang-orang mulai balapan mengumpulkan testi dan friend sebanyak-banyaknya), justru di Facebook bisa dilakukan melalui application. Beragam application mulai dari yang memiliki nilai untuk dibandingkan, sampai dengan application iseng seperti kuis yang dapat dibuat sendiri membuat Facebook terlihat lebih berwarna walau secara visual cuma ada warna biru tua, putih dan hitam.

Aplikasi-aplikasi seperti Pet Society, Restaurant City, Pet Dragons 2 yang bisa dimainkan berulang-ulang dengan jalan cerita yang terus berkembang ga akan membuat orang bosan, malahan akan membuat (maaf) bokong orang-orang lama menempel di kursi atau lantai (kalau pakai laptop). Aplikasi-aplikasi lainnya seperti kuis yang belakangan makin mengarah ke rasisme malah bisa membuat orang tertawa-tawa ga karuan karena hasil kuisnya yang cenderung aneh dan membuat pembuat kuisnya pengen dilempar sandal bakiak.

Ga cukup sampai di sana, kalau Anda memiliki talenta dalam membuat aplikasi online, maka Anda dapat menerapkan talenta Anda dengan membuat aplikasi di Facebook. Yap, Facebook memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengembangkan aplikasi, tidak cuma oleh perusahaan dan vendor-vendor besar saja. Beragam bahasa pemrograman pun didukung oleh platform aplikasi Facebook, mulai dari PHP, .NET, sampai ke Python and Perl. Bahkan yang lebih ekstrimnya, Anda dapat mengembangkan aplikasi desktop yang tersambung ke Facebook karena Facebook menyediakan API untuk melakukan interkoneksi data antara desktop dengan situs Facebook-nya. Jadi bahasanya bisa diperluas lagi dengan C, C++ dan Java. Anyway maaf kalau di sini agak teknikal :D

Friendster sekarang juga memiliki fasilitas aplikasi yang mirip dengan Facebook, bahkan kenyataannya Friendster mensupport pengembangan aplikasi dengan fbOpen platform, yang menggunakan standar Facebook dalam pengembangan aplikasinya. Sayangnya sampai sekarang aplikasi di Friendster masih jarang dan tidak terlalu berkembang, yah mungkin karena masih sibuk dengan “urusan” lainnya.
5. Inilah album foto onlineku

Setiap situs jejaring sosial online pasti memiliki fasilitas untuk mengupload foto, tetapi Facebook memiliki fasilitas ini dengan cara yang inovatif dibanding situs lainnya. Pengguna dapat mengupload foto seperti biasa, lalu mengelompokkannya per album, dan memberi komentar adalah hal yang umum di situs-situs lainnya. Yang membedakan Facebook adalah fasilitas tagging picture yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan siapa saja yang ada di foto tersebut. Misalkan saja dalam suatu foto terdapat 3 orang teman, maka orang yang mengupload foto tersebut bisa melakukan tagging 2 temannya di foto tersebut sehingga foto itu akan muncul juga di koleksi foto 2 orang teman lainnya. Selain itu fasilitas tagging ini juga berguna untuk memberitahu nama masing-masing orang yang ada di foto tersebut.

Akan tetapi sama seperti fasilitas lainnya, bila ada yang digunakan dengan baik, pasti ada saja yang menggunakannya dengan cara yang tidak benar atau tidak seharusnya. Seperti mengupload foto yang memalukan dan kemudian melakukan tagging ke teman-teman yang lain dengan tujuan agar foto tersebut dapat muncul di feed orang lain yang terdapat di halaman home.

Dengan adanya fitur yang unik seperti ini di Facebook, tidak aneh kalau Facebook ditempatkan sebagai situs yang menerima paling banyak foto melebihi Flickr, Picasa dan jejaring sosial lainnya. Paling ga, makin banyaknya orang yang narsis yang ikutan di Facebook, maka makin besar pula Facebook mendominasi sebagai juara pertama dalam situs yang paling banyak menerima upload foto dari penggunanya. Sedangkan untuk Friendster, tampaknya tidak ada hal yang spesial di sini selain fungsi private photos yang sebenarnya juga dapat diatur di bagian privasi album Facebook.
Kesimpulan

Facebook yang sekarang sudah menjadi situs jejaring sosial yang multiguna dan makin populer di kalangan masyarakat. Sedangkan Friendster secara perlahan dan pasti akan terus turun peringkatnya sampai ke titik terendah. Mau buktinya? Dengar saja kata-kata orang. Apakah Anda lebih sering mendengar “add Facebook gue donk” atau “add Friendster gue donk”? Dan satu lagi bukti bahwa FB terus berjaya adalah dengan lembaga pemeringkatan situs Alexa antara Facebook dan Friendster. Walau ga 100% hasil perhitungannya bisa dipercaya, niscaya perhitungan ini cukup terwakilkan dan angka yang cukup terpaut jauh membuktikan bahwa keterpautan antara popularitas Facebook yang menanjak dan Friendster yang terus jatuh semakin besar, dan semua kembali lagi dari pengelihatan Anda terhadap sekeliling Anda. :)

Jadi kalau dibilang Facebook itu jelek dan macam-macamnya, serta mengatakan ingin kembali ke Friendster, silahkan saja, tapi kenyataan membuktikan sebaliknya. Siapa tau kalau banyak yang kembali ke Friendster, maka Facebook akan jatuh dan Friendster kembali berjaya. Yah, who knows about the future. :)

0 komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR

JATIBARANG INDRAMAYU | To Blogger by Jatibarang Blogger | Entries (RSS) and Comments (RSS).