koran wong dermayu asli

Indramayu Post

Minggu, 21 Juni 2009

Ekonomi syariah..

di ambil dari qoul-aza.blog.friendster...mungkin penjelasan ini msh dlam taham kulit luar semata doang...tapi setidaknya..bisa mewakililah
Ekonomi Syariah

Apakah Ekonomi Syariah itu ? Apakah Ekonomi Syariah itu hanya bank-bank syariah dan asuransi syariah ? Apakah kegiatan ekonomi tanpa bunga adalah Ekonomi Syariah ? Apakah manfaat lebih Ekonomi Syariah dibandingkan dengan sistem yang dikenal luas saat ini ?

Pertanyaan-pertanyaan diatas barangkali mewakili sederet panjang keingin tahuan masyarakat tentang idiom baru yang disandingkan dengan atau diposisikan sebagai alternatif dari apa yang kemudian disebut ‘Ekonomi Konvensional’ atau ‘Ekonomi Non Syariah’. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang apa itu Ekonomi Syariah, kita harus terlebih dahulu memiliki pengertian tentang posisi ekonomi / harta / uang dalam ajaran Islam, sumber dari Ekonomi Syariah.

Pengertian tersebut akan mampu membantu memahami posisi dan sebab kehadiran Ekonomi Syariah dalam bingkai gambar besar kegiatan ekonomi oleh masyarakat sebagai sebuah komunitas yang utuh. Tulisan ini mencoba untuk memberikan pemahaman tentang Ekonomi Islam (baca : Ekonomi Syariah) kepada siapa saja yang merindukan kehidupan yang sejahtera dan berkah.

Islam menempatkan harta sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Tujuan jangka pendek adalah mendapatkan kehidupan yang layak didunia ini dan jangka panjang adalah memperoleh keselamatan dihidup sesudah mati. Kegiatan ekonomi dimana harta tadi diusahakan dan dikelola merupakan kegiatan muamalah (hubungan diantara manusia) yang menjadi bagian integral dengan harta tersebut. Dengan demikian kegiatan ekonomi pada akhirnya harus merefleksikan fungsi sarana mencapai tujuan tersebut.

Islam juga telah mengatur bahwa upaya memperoleh dan mengelola harta tidak dapat dilakukan dengan cara-cara yang mendatangkan mudharat (kerugian) untuk orang lain. Penipuan dalam sebuah transaksi, penimbunan oleh institusi usaha formal untuk mendapatkan keuntungan karena kenaikan harga akibat kelangkaan barang atau pengerukan kekayaan sebuah negara oleh negara lain melalui instrumen pinjaman dengan bunga adalah contoh-contoh yang dilarang karena menimbulkan kerugian pada orang lain. Namun misalnya keuntungan yang disebabkan ketepatan penghitungan atau kerugian akibat kelalaian melakukan antisipasi diterima oleh Islam sebagai sebuah kewajaran.

Islam juga melarang memperoleh harta dengan melalui kegiatan ekonomi yang melibatkan hal-hal atau barang-barang yang mendatangkan kerugian yang lebih besar dari manfaatnya kepada masyarakat itu sendiri. Narkotika, minuman keras, judi, prostitusi yang diharamkan dalam Islam adalah hal-hal yang dilarang untuk diusahakan. Pun demikian dengan kegiatan ekonomi yang melibatkan barang hasil curian, barang selundupan dan produk-produk turunan dari babi sebagai contoh.

Islam juga menjelaskan kegiatan ekonomi berfungsi untuk mendistribusikan kemakmuran dan mencegah kemakmuran tersebut berputar dan dikuasai oleh sekelompok masyarakat. Islam tidak melarang seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi kaya atau sangat kaya, namun hal tersebut tidak diperbolehkan dengan cara mempermiskin sebagian yang lain. Instrumen riba (bunga) yang dilarang dalam Islam sejatinya justru tidak membantu distribusi kemakmuran.

Islam juga menempatkan kegiatan ekonomi sebagai sesuatu yang dimungkinkan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Sebagai contoh model-model transaksi elektronik yang belum dikenal pada masa-masa awal berdirinya Islam diperbolehkan untuk digunakan.

Pembatasan dilakukan hanya pada apakah ada pihak yang dirugikan dalam transaski tersebut atau apakah transaksi tersebut dilakukan untuk barang yang haram diperdagangkan. Islam hanya mengatur syarat serta norma dan menyerahkan mekanisme, pendekatan bentuk dan model kepada masyarakat pada zamannya masing-masing.

Dengan demikian secara garis besar pengertian Ekonomi Syariah adalah semua kegiatan ekonomi baik yang telah dikenal dan dijalankan saat ini atau yang akan ditemukan kemudian yang tidak menimbulkan mudharat (kerugian) pada orang lain termasuk didalamnya tidak melibatkan barang, hal atau jasa yang diharamkan oleh Islam. Lebih ringkas, Ekonomi Syariah adalah kegiatan ekonomi yang berlandaskan aturan dan etika Syariah Islam.

Karena itu Ekonomi Syariah lebih luas dari sekedar perbankan dan asuransi syariah. Hotel, media cetak dan elektronik, retail, jasa, pasar modal, toko, warung dan banyak lagi contoh lainnya yang selama dikelola berlandaskan aturan dan etika syariah, maka keseluruhannya termasuk kedalam Ekonomi Syariah.

Riba dan Bagi Hasil
Perbedaan paling menyolok yang dipahami oleh masyarakat antara Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional terletak pada Riba atau Bunga Bank (interest). Hal tersebut terjadi karena Ekonomi Syariah dilandaskan atas konsep bagi hasil / bagi rugi dan secara tegas menolak riba (bunga/interest) yang justru menjadi bagian tak terpisahkan dari Ekonomi Konvensional.
Seperti halnya minuman keras, babi dan narkotika, riba juga memiliki sisi kebaikan. Hanya saja keburukan yang ditimbulkan jauh lebih besar dari manfaatnya. Pengharaman sesuatu oleh Islam pada dasarnya mengikuti prinsip tersebut.

Penolakan Islam terhadap riba dikarenakan praktek riba tidak mencerminkan keadilan, mencegah pemerataan kemakmuran serta merupakan bentuk eksploitasi sebagian manusia atas sebagian yang lain. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh : Pertama, penentuan bunga/riba dilakukan pada waktu akad berdasarkan asumsi usaha tersebut pasti menghasilkan keuntungan. Konsep bunga / riba telah memastikan pemilik modal memperoleh keuntungan dan tidak mengakomodasikan kemungkinan perubahan dari asumsi yang digunakan. Kedua, bunga/riba ditentukan besarnya berdasarkan presentasi dari modal yang dipinjamkan.

Konsep bunga/riba menafikkan kemungkinan keuntungan yang diperoleh dapat lebih kecil dari besarnya beban atas modal (bunga) sehingga menempatkan satu pihak pada kerugian. Ketiga, jumlah bunga/riba yang dibayarkan adalah tetap tanpa mempertimbangkan apakah usaha yang dijalankan mendatangkan keuntungan atau mengalami kerugian. Konsep bunga / riba menempatkan satu pihak sebagai pihak yang pasti tetap memperoleh keuntungan meskipun pihak lain mengalami kerugian. Hal ini adalah bentuk terselubung dari eksploitasi manusia. Keempat, bunga/riba merupakan usaha yang nyaris membebankan seluruh resiko kepada salah satu pihak (debitur).

Posisi kreditur yang lebih kuat dipergunakan untuk menekan debitur yang lebih lemah tanpa menghiraukan besarnya kontribusi riil kedua belah pihak terhadap proses pengembangan modal. Kelima, konsep bunga/riba dapat menyebabkan keterpurukan salah satu pihak pada jerat hutang. Pada skala yang lebih luas, bunga/riba dapat menjadi instrumen penjajahan ekonomi satu negara terhadap negara lain. Hal ini juga menyebabkan mengalirnya kekayaan negara-negara penghutang kepada segelintir negara pemberi hutang yang kahirnya menimbulkan kesenjangan kemakmuran.

Berseberangan dengan konsep diatas, Ekonomi Syariah memperkenalkan konsep bagi hasil yang lebih mencerminkan keadilan. Hal tersebut antara lain karena : Pertama, hal yang dipersetujukan adalah pembagian keuntungan dan kerugian sesuai dengan prosentasi yang disepakati. Ini menempatkan kedua belah pihak pada posisi yang sama terhadap kemungkinan hasil dari usaha.

Kedua, penentuan besarnya nisbah (rasio) dilakukan pada saat akad dengan memperhitungkan kemungkinan untung dan rugi. Ini mengharuskan kemungkinan keuntungan dan resiko kegagalan disepakati dan dipikul bersama oleh seluruh pihak serta menghindarkan eksploitasi salah satu pihak oleh pihak lainnya. Ketiga, besarnya bagi hasil ditentukan dari prosentasi keuntungan usaha. Dalam hal ini kontribusi riil seluruh pihak terhadap pengembangan modal diperhitungkan secara adil dan Keempat, besarnya keuntungan yang diperoleh pemilik modal akan meningkat sesuai dengan besarnya keuntungan yang diperoleh. Pada konsep bunga/riba, hal ini tidak dimungkinkan karena keuntungan didasarkan atas prosentasi dari modal yang besarnya modal adalah tetap.

Tantangan
Geliat Ekonomi Syariah masih berada pada tahap yang amat dini. Meskipun sistem perbankan berbasis syariah berhasil menunjukkan keampuhannya pada krisis moneter yang lalu, namun kontribusi perbankan syariah secara nasional masih kurang dari 1%. Artinya ladang garapan masih sangat terbuka lebar dan diperlukan usaha-usaha memperbesar skala kegiatan agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas.

Sebelum dapat menjadi sebuah sistem yang dapat dilaksanakan dilapangan, konsep Ekonomi Syariah masih harus menempuh proses kaji ulang dan perumusan kembali termasuk didalamnya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk disesuaikan dengan kondisi saat ini. Pun demikian sejarah telah mencatat bahwa Ekonomi Syariah sebagai sebuah konsep dan sistem telah berhasil menciptakan kemakmuran pada masa-masa awal periode Islam.

Sedemikian berhasil sehingga pada beberapa masa, para pemilik modal dan orang-orang kaya yang mendiami wilayah yang lebih luas dari Batam mengalami kesulitan untuk menemukan orang-orang miskin yang akan menerima zakat mereka. Bagaimana dengan kondisi masyarakat yang hidup dibawah naungan Sistem Ekonomi Non-Syariah ? Secara jujur harus kita katakan, bahwa fakta dan data telah menjawab semuanya. Akankah kita terus hidup dalam bayang-bayang sistem ekonomi yang sudah terbukti tidak kunjung menciptakan kesejahteraan hidup bagi masyarakat.

Dalam tataran konsep, hal yang mendesak untuk dilakukan saat ini adalah memperbanyak literatur-literatur tentang Ekonomi Syariah, menyampaikan informasi (sosialisasi) tentang Ekonomi Syariah secara tepat kepada masyarakat luas, perumusan kurikulum pendidikan ekonomi berbasis syariah serta penggalangan dukungan masyarakat dan pemerintahan bagi proses sosialisasi konsep tersebut. Dalam tataran praktis, tantangan kedepan adalah memberikan bukti-bukti keberhasilan ekonomi berbasis syariah pada cakupan skala kegiatan dan wilayah administrasi yang lebih kecil. Hal ini penting karena keberhasilan yang menjadi sangat mudah dan jelas diamati dilingkup masyarakat yang kecil akan menjadi tonggak perubahan kesadaran. Tapi yang paling diperlukan sekarang adalah ’political will’ pemerintah. Read More......

Sabtu, 20 Juni 2009

Bio Etanol dari Jerami

Anak anak Farmasi Unpad..sedang melaksanakan uji coba pembuatan Bioetanol dari Jerami....boleh lah kalo udah ketemu..dari pada di bakar mending di buat..Bioetanol..
ANDUNG, KOMPAS.com - Konversi minyak tanah ke gas yang sempat menimbulkan kontroversi dikalangan warga masyarakat beberapa waktu lalu mengundang perhatian kalangan kelompok mahasiswa peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung yang kemudian berhasil menemukan alternatif pengganti minyak tanah.

Hasil penelitian kelompok mahasiswa Fakultas Farmasi Unpad menemukan bahan bakar yang mereka namakan "Jeli bioetanol" dari bahan utama jerami menjadi pengganti minyak tanah ditampilkan pada Pameran Kreativitas Mahasiswa (PKM) di kampus Unpad Jalan Dipati Ukur Bandung, Kamis (11/6).

Salah seorang mahasiswa peneliti Sylvia, mengatakan jerami yang selama ini dianggap remeh tidak lebih dari sekedar limbah justru mengandung hemoselulosa dan jika dilakukan proses difermentasi dapat menghasilkan etanol. "Etanol merupakan zat mudah terbakar seperti terdapat pada minyak tanah," ucap Restu, anggota kelompok mahasiswa peneliti lainnya.

Bentuk jeli dipilih karena bersifat membungkus etanol dan pembungkusan itu bertujuan menjaga agar etanol tidak mudah menguap. Cara pembuatan jeli bioetanol tersebut cukup mudah, jerami dimasukkan ke dalam tempayan 15 liter yang kemudian diberi ragi.

Setelah itu, etanol menguap dan masuk ke dalam pipa kondensor untuk pengembunan. Kemudian yang muncul ialah cairan yang akhirnya diberi basis jel dan jadilah jeli bioetanol yang siap digunakan sebagai bahan bakar. Penelitian kelompok mahasiswa Fakultas Farmasi Unpad yang dilakukan awal maret 2009 itu dijadwalkan rampung pertengahan Juni 2009.

Tim penelitian mengaku belum akan memasarkan produknya, sebab mereka masih mencari formula tepat. Tapi jika selesai, hasil penelitian itu diharapkan dapat dimanfaatkan kalangan home industry dalam menggerakan usaha sebagai pengganti minyak tanah yang harganya terus melambung dan semakin sulit dicari. Read More......

Jumat, 19 Juni 2009

ANIES BASWEDAN....

Saat Mengikuti Debat Calon presiden..tgl 18 juni 2009..yang menjadi perhatian bukan lah 3 calon Presiden yang akan mengikuti Debat Melain kan Sang Moderator nya yaitu Anies Baswedan..boleh di katakan tingkat Intelektualitas di atas rata rata dari Capres Capres..tadi..
ini Sedikit..tulian riwayat tentang Dr Anies Baswedan yang merupakan juga Rektor Universitas Paramadina...Mungkin saya lebih meilih dia menjadi Presiden buat Indonesia...( Pendapat Pribadi)

Dr. Anies Baswedan
Kejutan besar dimunculkan majalah internasional, Foreign Policy edisi Mei-Juni 2008. Di situ disebutkan, seorang intelektual muda Indonesia, Dr. Anies Baswedan, termasuk dalam daftar 100 Intelektual Berpengaruh Dunia. Namanya disejajarkan Foregin Policy dengan para pemikir dunia, seperti Francis Fukuyama, Samuel Huntington dan Muhammad Yunus.
Secepat tersebarnya informasi tersebut, secapat itu pula orang bertanya-tanya, siapa sih sebenarnya Bung Anis. Bung Anis sekarang menjabat Rektor Universitas Paramadina. Dia juga aktif di Partnership for Governance Reform in Indonesia (PRG).
Ketika Kabar UGM meminta komentar Bung Anis tentang prestasinya itu, wajahnya merona merah. Dia mengatakan bahwa penghargaan itu bukan semata-mata prestasi dirinya, tapi merupakan prestasi kolektif yang dicapai oleh bangsa Indonesia. “Saya merasa ini sebuah penghargaan yang sungguh luar biasa besarnya. Banyak orang lain menurut saya yang lebih pas dari pada saya. Saya ini pemula, ingin banyak belajar tentang intelektual, eh malah terjerat daftar 100 top intelektual dunia, ”tambah Bung Anies.
Tentu majalah Foreign Policy tidak sembarangan dalam memasukkan nama Bung Anies ke dalam Daftar 100 Intelektual Berpengaruh Dunia. Ia sudah menyeleksinya dengan saksama. Kalau nama Bung Anies masuk di situ, maka itu memang sebuah prestasi. Bung Anies pantas berbahagia.
“Tentu bahagia. Nama Indonesia, satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk dalam daftar itu. Namun saya menganggap ini semata-mata bukan karena saya, melainkan prestasi kolektif dari Indonesia yang menjadi perhatian dunia. Dan kebetulan saja saya,” sambung Ketua Senat Mahasiswa UGM 1992-1993 ini.
***
Bung Anies lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1969. Ketika kecil, dia sering kali bermain sepak bola di depan Gedung Pusat UGM. Setelah menyelesaikan pendidikan S-3nya di Amerika Serikat (AS), dia tidak pernah berniat menjadi Rektor Universitas Paramadina. Tetapi, Yayasan Paramadina meminta dirinya dicalonkan jadi Rektor Universitas Paramadina. Alasannya, kata Bung Anies, yayasan menginginkan sosok pemimpin dari generasi muda yang berpandangan jauh ke depan.
“Saya berpikir pencalonan saya ini tidak bakal lolos. Tapi enggak apa-apalah kembali ke kampus, pikir saya. Karena dalam calon itu sudah ada nama Pak Amal (Prof Dr Ichlasul Amal, Rektor UGM 1997-2002). Saya paling bantu-bantulah. Eh kesamber, malah saya yang diminta. Ketika akan dilantik, saya Bismillah. Saya sempat mengatakan I did not fight to get this job, but I will fight to do this job, saya tidak bertarung untuk mendapatkan posisi ini, tapi saya akan bertarung untuk menjalankan amanah ini, “ujar suami Fery Farhati Ganis S.Psi, M.Sc ini.
***
Kini usia Bung Anies baru 38 tahun. Tetapi, dia sudah menjadi Rektor Universitas Paramadina dan intelektual kelas dunia sebagai analis politik. Mengenai yang terakhir ini, apa yang sudah disumbangkan Bung Anies untuk perkembangan ilmu politik? Ternyata dia pernah membuat analisis perjalanan demokratisasi Indonesia pasca 10 tahun reformasi. “Ada aktivitas terkait perjalanan demokratisasi selama 10 tahun, dimana analisis demokrasi negara maju dan berkembang. Meski demikian kajian tentang demokrasi di tingkat internasional masih cukup sedikit. Malah yang banyak muncul kajian demokrasi yang sifatnya domestik,” katanya.
Tulisan Bung Anies sering kali dimuat di berbagai jurnal ilmiah internasional. Dia juga sering diundang bicara dalam berbagai konferensi dan seminar internasional. Sebuah contoh, dia pernah menjadi utusan Indonesia pada Young Leader Summit (KTT Pemimpin Muda Asia) di Korea Selatan, November 2006. Dia juga pernah jadi pembicara pada The Indonesian Update yang diselenggarakan oleh The Australian National University di Canberra. Dia pernah juga jadi pembicara pada The SAIS Conference on Elections and Democracy in Southeast Asia. Dia pernah pula jadi pembicara pada The Annual National Conference of Midwest Political Science Association di Chicago, AS.
Sebelum menjadi Rektor Universitas Paramadina, Bung Anies sudah aktif di Yayasan Paramadina. Dia juga menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Di samping itu, dia juga menjadi peneliti utama di The Indonesia Survei Institute(LSI). Dia bahkan pernah menjadi Manajer Riset pada asosiasi perusahaan elektronik se-dunia untuk mengembangkan desain riset, intrumen survei, analisis data, dan program penulisan laporan yang yang bermarkas di Chicago, Illinois, AS.
Semua jabatan ini memperlihatkan bahwa Bung Anies memang sudah memilih kegiatan intelektual sebagai kegiatan yang ditekuninya. Kegiatan ini membuat dia memang dekat dengan dunia intelektual dan bergaul dengan intelektual kelas dunia.
***
Bung Anies merupakan lulusan Fakultas Ekonomi UGM. Sebelum melanjutkan sekolah S-2 dan S-3nya ke AS, dia sempat aktif di PAU Ekonomi UGM. Setelah memperoleh gelar doktor dalam bidang ilmu politik, tahun 2002, dia pulang ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, dia saksikan Indonesia sudah sangat berubah, terutama di Jakarta. Menurutnya, pasca reformasi dinamika sosial-politik di Jakarta terjadi begitu cepat sekali dibanding daerah-daerah lainya. Sehingga dirinya memutuskan untuk memilih aktif dan meniti karier di Jakarta.
“Ketika soft landing di kantor the Indonesian Institute, saya diminta memutuskan apakah mengajar di sini (UI). Karena, sebelumnya sudah ada rekan-rekan yang mengajak secara serius. Saya berpikir, kalau mengajar tentunya saya memilih UGM,” jelasnya.
Di mata Bung Anies, UGM merupakan rumah kedua. Karena, sedari kecil dirinya sudah mengenal Jogja dan kampus UGM sebagai tempat bermain bola di kala sore. Tetapi, dia memilih Jakarta untuk basis kegiatannya karena tiga alasan: (i) secara intelektualitas, di Jakarta dia bisa tumbuh dan berkembang; (ii) secara finansial, Jakarta mampu mendukung dan menjanjikan; dan (3) Jakarta memberikan efek dan pengaruh sosial yang cukup luas. “Ketika saya ditawari pekerjaan, maka saya akan melihat tiga hal ini,” kata anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid ini.
***
Bung Anies mengakui bahwa dia memiliki kebiasan selalu beraktivitas disetiap waktu, baik berdiskusi, menulis dan memberi ceramah. Dirinya merasa terpuaskan ketika bisa mengubah pola pikir orang lain. Kemampuan berpidatonya diperolehnya sejak dia duduk di bangku SMA dan memilih menjadi aktivis saat kuliah di UGM. Tidak heran ketika berada di Amerika, dirinya selalu menyempatkan diri memberikan ceramah dan menjadi pembicara di berbagai tempat.
“Pengalaman yang sangat luar biasa di mana orang berwarna coklat berusaha menerangkan Indonesia. Saya sering merasakan itu. Setiap kata yang saya ucapkan setidaknya bagi saya bisa menggugah dan mengubah persepsi orang. Saya yakin di setiap pertemuan yang saya ikuti, saya merasakan perubahan itu meskipun kecil. Saya ingin membantu memperbaiki persepsi dan pandangan dan persepsi orang tentang Indonesia dan tentang Islam yang selama ini di Amerika sering salah,” tegasnya.
Sewaktu di AS, kata bung Anies, aktivitasnya berpidato dan menulis sedikitpun tidak pernah surut. Aktivtas ini diakuinya tidak didorong alasan finansial atau sekedar mencari penghasilan sampingan saat kuliah. Namun, utnuk mencari relasi dan mengubah persepsi dan imej tentang Indonesia.
“Ini adalah idealisme dan semangat untuk memperbaiki persepsi. Barangkali efek yang tidak pernah saya rasakan, seperti yang terjadi dalam Forum Policy. Ternyata ada yang memperhatikan dan ada yang melihat isinya. Lalu mengikuti saya. Saya nggak pernah tahu. Saya tidak pernah mendaftar. Tujuan saya, hanya memperluas network,” kata Bung Anies.
Kemampuan memperbanyak network ini dalam pandangan Anies sangatlah penting. Karena melalui relasi ini kita akan dikenal luas di berbagi komunitas. Dimulai dari kebiasaannya bertukar kartu nama ketika bertemu dengan seseorang, menjadikannya memiliki jaringan yang cukup luas di Amerika, mulai dari NGO, pemerintah, pengusaha dan berbagai komunitas lainnya.
“Tukar kartu nama itu hanya permulaan. Sesudah itu kirimlah e-mail, ucapkan senang ketemu anda tadi, lalu diteruskan dengan ucapan terima kasih. Kemudian tentunya akan diikuti reply via e-mail. Tidak sedikit dari mereka mengundang saya berbicara dengan tema yang sama dalam komunitasnya. Misalnya, ikut dalam kumpulan pebisnis. Maka tambah lagi relasi,” tandasnya (Wawancara dan penulisan: Gusti Grehenson; Editing: Abrar). Read More......

Rabu, 10 Juni 2009

Pupuk Organik dan tanam Padi Pada Polybag..

Dengan menggunakan pupuk organik M-Bio yang di ditemukan Prof. Dr. Rudi Priyadi kita bisa menanam padi di polybag. Bagi rekan-rekan yang punya pengalaman atau yang sudah mempraktekkannya, saya berharap Anda mau berbagi informasi, mudah-mudahan bermanfaat bagi saya dan yang lainnya.

Proses Panjang, Temukan Pupuk M-Bio

Pembuatan pupuk organik dengan mengaplikasikan teknologi "polybag", ditemukan Prof. Dr. Rudi Priyadi, sejak 1996 lalu. Temuan itu melalui proses panjang, mulai dari uji lab hingga uji lapangan beberapa kali.

Bahkan, Prof. Rudi mesti terbang ke Thailand untuk mendiskusikan temuan ini dengan para pakar internasional dalam bidang pertanian organik. Penerapannya, memanfaatkan bahan organik yang bisa dijadikan pupuk bagi pertumbuhan tanaman.

Menurut guru besar bidang pertanian ini, pembuatannya sedikit berbeda dengan pembuatan kompos yang biasanya memakan waktu dua bulan. Pupuk ini hanya membutuhkan waktu seminggu. Caranya, hanya membuat pupuk organik dengan cara fermentasi (porasi) dengan aplikasi teknologi "polybag". Porasi ini, dibuat dari sampah, jerami, kotoran hewan, dan hijau-hijauan daun. Semua bahan difermentasi oleh mikroba, mikroorganisme tertentu, dalam hal ini digunakan mikroba dari kultur "polybag" selama seminggu. Mikroba yang terdapat dalam "polybag", yaitu Lactobacillus sp, selubizing phosphate bacteria, yeast, dan azosprillium.

Mikroba itu, mampu memfermentasikan bahan organik dalam waktu cepat dan menghasilkan senyawa organik, seperti protein, gula, asam laktat, asam amino, alkohol, dan vitamin. Contoh produk terkenal yang dihasilkan proses semacam itu, seperti dalam makanan yang difermentasikan, yaitu tauco dari kedelai, saus kedelai, dan lainnya. Porasi yang dihasilkan bisa padat dan juga cair.

Padat, contohnya dedaunan dikumpulkan, lalu diberi cairan "polybag". Setelah itu, diolah atau dibolak-balik. Selama seminggu, dedaunan itu akan menjadi pupuk yang bisa menyuburkan tanah dan tumbuhan.

Selain itu, dalam bentuk cair adalah dedaunan hijau, dimasukkan dalam air dalam jumlah banyak. Misalkan, ditabur "polybag" dan diaduk-aduk. Dalam waktu seminggu, cairan itu akan menjadi pupuk untuk disemprotkan.

Saat Indonesia terus mengalami krisis pangan seperti sekarang ini, maka Unsil memberikan harapan bagi pencerahan pertanian. Persoalannya, apakah pemerintah punya political will memandirikan rakyatnya? (Undang S./"PR")***

Pupuk M-Bio Unsil Cemerlang

DEKAN Fak. Pertanian Unsil Tasikmalaya, Dr. Ida Hodiyah, menunjukkan tanaman padi dalam "polybag". Tanaman itu, menggunakan pupuk organik dengan aplikasi M-Bio. Padi ditanam satu biji per "polybag" dan mampu beranak hingga 147 anak sehingga terlihat subur dan sehat. Teknologi ini, diharapkan bisa meningkatkan produksi pertanian serta bertanam padi tidak harus di sawah.* UNDANG SUDRAJAT/"PR"

Puluhan petani kentang, di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jateng, Sabtu (9/2) lalu, mengundang para pejabat dari Universitas Siliwangi (Unsil), Tasikmalaya. Mereka yang diundang, antara lain Rektor Prof. H. Nu’man Soemantri, dan Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ida Hodiyah. Acaranya yaitu syukuran petani kentang Dieng, yang dipelopori Bambang, petani setempat.

Mereka menggelar acara syukuran karena telah berhasil meningkatkan produksi kentangnya, dari semula 26 ton/hektare, secara bertahap dalam tiga tahun terakhir, menjadi 52 ton/hektare. Lonjakan hasil panen kentang ini membawa berkah buat petani setempat karena mendongkrak penghasilan mereka. Selain itu, petani secara perlahan telah melepaskan ketergantungannya terhadap pupuk kimia dan bahan kimia lain, yang digunakan untuk semprot hama kentang.

Dua keuntungan yang diraih petani, hasil panen meningkat dan biaya produksi bisa ditekan karena lepas dari bahan-bahan kimia yang cukup mahal, bisa mencapai Rp 20 juta/hektare. Biaya itu berkurang menjadi hanya Rp 6 juta/hektare untuk membeli insektisida botani.

Lalu, kenapa dan hubungannya apa petani Dieng mengundang para pejabat dari Unsil Tasikmalaya? Karena peningkatan produksi sekaligus lepasnya petani Dieng dari pupuk kimia merupakan buah dari penerapan hasil karya ilmiah dari dosen Unsil Tasikmalaya. Petani Dieng telah menggunakan teknologi M-Bio. Maksud teknologi itu adalah pupuk organik hasil fermentasi (porasi) dengan aplikasi teknologi M-Bio. Porasi ini dibuat dari bahan-bahan organik yang segar atau belum matang, seperti jerami, kotoran hewan, limbah organik, hijauan, sampah, dan sebagainya, dengan cara difermentasikan oleh mikroba atau mikroorganisme tertentu (dalam hal ini digunakan mikroba dari kultur M-Bio-red.) selama satu minggu.

Contohnya, yaitu tumpukan jerami diberi campuran M-Bio setelah itu diolah atau diaduk. Dalam waktu seminggu, jerami itu telah berfungsi atau merupakan pupuk yang memiliki manfaat cukup besar yaitu untuk menyuburkan tanah serta menyehatkan tanaman/pertumbuhan dan hasil tanam. Penggunaan pupuk organik dengan cara fermentasi (porasi) dengan teknologi M-Bio telah dikembangkan oleh petani Dieng, selama tiga tahun terakhir.

Awalnya, Bambang, petani setempat, mencoba mengaplikasikan pembuatan pupuk organik yang dicampur M-Bio ini. Langkah Bambang ternyata membuahkan sukses sehingga diikuti petani lainnya. Karena dirasakan sukses, petani melangsungkan syukuran dengan mengundang pihak-pihak terkait, khususnya dari Unsil. "Kami sangat bersyukur karena karya ilmiah dari Unsil telah berhasil diterima petani. Seperti petani kentang di Dieng," kata Rektor Unsil Prof. Nu’man Soemantri, Senin (11/2).

Pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan teknologi M-Bio ini, tidak hanya sukses di Dieng. Namun, juga digunakan petani karet di daerah transmigrasi, Blitan, Sumatera Selatan (Palembang). Di daerah ini, tanaman karet yang sudah tua dan tidak berproduksi diberi pupuk hasil karya Unsil kemudian kembali menjadi "perawan" sehingga muncul lagi getahnya. Oleh karena itu, petani di daerah itu, kembali tersenyum karena bisa "menyadap" kembali getah karet.

"Di Sumatera, hasil kami juga telah digunakan di perkebunan sawit dan dinilai mampu meningkatkan produksi," kata Prof. Dr. Rudi Priyadi, Pembantu Rektor I Unsil, yang juga penemu teknologi M-Bio ini. Selain di Sumatra, pupuk ini diterapkan untuk pemupukan pohon apel di Batu, Malang, tanaman padi di Cianjur, tanaman jati di Sukabumi, dan beberapa tempat lainnya. Di Kab. Tasikmalaya sendiri, M-Bio dikembangkan untuk pemupukan tanaman padi yang tanam satu biji.

Kendati telah sukses di beberapa tempat, gaung pembuatan pupuk organik dengan sistem fermentasi ini masih belum begitu besar. Baru, di awal tahun 2008, aplikasi teknologi M-Bio cukup menyentak karena justru Malaysia yang secara serius meliriknya. Menurut Dekan Fakultas Pertanian Unsil, Dr. Ida Hodiyah, 26 Januari lalu, tim yang mengembangkan M-Biodiundang Universitas Teknologi Malaysia (UTM). Selain Ida Hodiyah, yang datang yaitu dosen Fakultas Pertanian, Iskandar Mamoen, yang telah lama bersama Rudi Priyadi, melakukan pengembangan teknologi M-Bio. Di UTM itu, mereka diminta melakukan presentasi atas hasil temuan tersebut. Sambutannya cukup antusias, bahkan tiga hari kemudian, dari UTM datang ke Unsil Tasikmalaya untuk melihat contoh penggunaan teknologi tersebut. Setelah UTM puas dengan karya ini, mereka menginginkan MoU antara Unsil dan UTM dalam waktu dekat. Salah satunya, UTM ingin mengembangkan teknologi tersebut di Johor, Malaysia.

"Teknologi ini akan digunakan untuk penanganan sampah di Malaysia. Baik sampah cair maupun padat. Sampah itu nantinya dijadikan pupuk organik yang difermentasi dengan M-Bio. Hasilnya, akan digunakan untuk pupuk karet dan lainnya," kata Iskandar, peneliti teknologi M-Bio ini.

Bagi Iskandar, tawaran dari Malaysia itu disambut dengan baik karena tawaran tersebut merupakan pengakuan cukup besar terhadap ilmuwan Unsil. Mereka siap membantu mengatasi sampah dengan menjadikan pupuk organik yang difermentasi dengan M-Bio.

Diundang SBY

Kini, para peneliti ini juga akan diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Cikeas. Mereka diminta tim ekonomi/pertanian SBY mempresentasikan teknologi temuan mereka. Diharapkan, penemuan ini mampu mengatasi masalah penurunan produksi pertanian. "Saya bersama Pak Iskandar sedang menyiapkan bahan-bahannya. Kabarnya, kami diminta presentasi pertengahan bulan ini," kata Ida.

Langkah ini, menurut Iskandar, diharapkan mampu membuka jalan bagi kiprah Unsil dalam pembangunan sektor pertanian. Ia optimistis, M-Bio akan memperkuat ketahanan pangan di Indonesia. Sebagai contoh, padi yang menggunakan cara ini menghasilkan panen mencapai 9 ton/hektare atau naik 100 persen. Saat digunakan memupuk cabai dan mentimun hasilnya juga melimpah. Bahkan, mereka mengembangkan padi dengan ditanam di polybag atau ember bekas. Caranya, yaitu timbunan tanah 70 persen, lalu dimasukkan pupuk organik 30 persennya. Setelah itu, pupuk organik dicampur M-Bio hingga akhirnya media tanah itu menjadi subur. Tanah tersebut untuk waktu tertentu disiram menggunakan pupuk cair, yang juga difermentasikan dengan M-Bio.

"Artinya, untuk pengembangan padi tidak harus punya sawah, warga di kota atau di desa, bisa menanam padi dengan menggunakan pot, atau polybag. Hasilnya, setiap satu polybag dipanen rata-rata 3 ons gabah. Kalau satu keluarga punya 100 polybag, tidak perlu lagi beli beras," ujar Ida.

Ia berharap, kalau projek ini sukses di Malaysia dan pemerintah RI juga mau mengembangkannya, sektor pertanian akan kembali bergairah serta produksi meningkat. Petani tidak harus membeli pupuk kimia dengan harga mahal karena mereka bisa memanfaatkan jerami hasil panen.

Unsil sendiri kini sudah memproduksi M-Bio yang bisa dibeli masyarakat. Satu ton sampah hanya membutuhkan satu liter M-Bio untuk bahan fermentasi. Harga satu liter M-Bio rata-rata Rp 30.000,00. Persoalannya, apakah pemerintah dan rakyat mau atau tidak berubah dari ketergantungan terhadap pupuk kimia. Kalau mau, peluang serta harapan memajukan dunia pertanian semakin cemerlang, dan ide ini datang dari Unsil Tasikmalaya ini. (Undang Sudrajat/"PR")***
di sadur dari Hermawan.blogspot.com Read More......

Senin, 01 Juni 2009

Alasan kenapa Facebook Lebih Disukai dari pada Friendster....

5 alasan kenapa Facebook berjaya dan Friendster merana...........

perkemabangan di antara 2 jejaring sosial ini....

Semua orang pasti sudah tahu kalau Facebook (FB) sekarang ini sedang hot-hotnya dibicarakan oleh semua pihak, mulai dari remaja sekolah, mahasiswa-mahasiswi, para pekerja kantoran, aktris, bahkan sampai anak-anak dan nenek-nenek pun membicarakan dan menggunakan ini. Faktanya, booming Facebook jauh lebih “parah” dan “ekstrim” daripada booming Friendster (FS) karena aku sendiri melihat dengan mata kepalaku bahwa orang-orang yang biasanya ga tertarik dengan kehidupan online dan anti dengan Friendster malah bisa tertarik untuk memakai Facebook.

Inilah beberapa alasan utamanya kenapa Facebook bisa jadi nomor 1, dan aku rasa semua orang juga harusnya sudah merasakannya sendiri.
1. Fitur, Fasilitas dan Teknologi dan Fitur lagi dan Fitur lagi

Facebook 1 tahun lalu berbeda dengan yang sekarang. Hmmm, mungkin rentang waktunya agak kelamaan. Ralat, Facebook 1 bulan yang lalu berbeda dengan yang sekarang. Bila Anda mencari-cari dan mengoprek-oprek isi Facebook, maka pasti selalu ada saja yang berubah. Sebagian bilang perubahan itu perlu dan sebagian bilang perubahan itu merepotkan, tapi kenyataan bilang bahwa walau merepotkan tetapi tetap saja yang cuap-cuap karena perubahan itu tetap main Facebook dan penggunanya makin bertambah.

Tahun 2007 ketika pertama kali saya join dengan Facebook dengan dikenalkan oleh teman saya, situs ini terlihat biasa saja dan hampir ga ada bedanya dengan situs jaringan sosial lainnya. Tetapi sejak awal, yang membedakan Facebook dari situs lainnya adalah keberadaan aplikasinya. Kini, segudang fitur telah ditambah, mulai dari chatting (instant messaging), pembatasan privasi per grup, pengaturan kontak, kemudahan dalam sharing berita, kemudahan dalam sharing foto, dan sebagainya. Sedangkan bagi sebagian orang lain, keberadaan AJAX membuat praktis kehidupan mereka.

Sedangkan Friendster? Aku bergabung dengan Friendster sejak tahun 2005, dan sampai sekarang Friendster tetap mempertahankan tradisinya dengan layout dan fitur yang biasa saja. Malahan beberapa fitur merupakan hasil catutan dari Facebook. Untuk urusan teknologi, pasti sebagian besar orang sudah tahu bahwa banyak orang sering mengeluhkan Friendster itu lambat dan sering error, bahkan pernah sampai down karena masalah listrik di data center mereka.

Anda pernah menggunakan Flickr, Picassa yang merupakan situs photo sharing dengan fasilitas yang profesional? Maka Anda bisa melakukannya di Facebook. Pernah menggunakan blog seperti WordPress dan Blogger? Anda dapat juga menuliskan di Notes Facebook walau cenderung terbatas dilihat oleh pengguna dalam. Pernah juga menggunakan YouTube untuk berbagi video? Maka Facebook juga sudah punya fasilitas berbagi video. Atau juga pengen berbagi artikel atau halaman web menarik seperti digg.com? Anda juga bisa lakukan dengan fitur share atau link di Facebook. Anda mau melakukan microblogging seperti di Twitter? Lakukan juga di bagian “what’s on your mind?”. Mungkin yang belum ada sampai sekarang ini hanya search engine yang bisa mencari artikel ke banyak situs. :D
2. Kenyamanan, it’s a cozy place for kongkow-kongkow

Apakah Anda melihat perbedaan visual sejak awal masuk ke Facebook dan Friendster? Harusnya Anda melihat bahwa tampilan Facebook cenderung soft, sedangkan Friendster cenderung garang. Ketika awal-awal melakukan login, yang ditampilkan Facebook adalah berita soal teman-teman yang tersusun rapi dari atas sampai bawah seperti aliran waktu. Sedangkan waktu login ke Friendster, berita dikelompokkan per orang, dan dikelompokkan lagi per kategori. Jadi bila ada seseorang yang baru mengupload foto, yang tampil hanyalah tulisan “Added new photos - 10 years ago” dan alhasil orang pun ga bisa melihat apa yang menarik dari foto yang diupload tersebut.

Kedua tentu saja tampilan profile Facebook dan Friendster, sudah jelas jauh berbeda. Facebook memiliki tampilan yang tetap dan mereka teguh dalam prinsip mereka tersebut, sampai percobaan oleh para pengguna untuk merubah layout atau tampilan di Facebook pun harus patah arang di tengah jalan. Akhirnya semua harus dilakukan dengan addons dan melakukannya dari tingkat browser (yeah, tapi masih banyak aja yang mengklaim bisa mengubah tampilannya). Sedangkan Friendster begitu terkenal karena mudah mengubah-ubah tampilannya sampai tulisan yang ada pun ga terbaca. Bahkan dulu sempat dengan mudahnya menghilangkan logo Friendster dan membuat di dalam profilenya atau mengalihkan orang ke situs phising untuk mencuri data login pengguna Friendster.

Kenyamanan juga meliputi banyaknya fitur privasi yang dapat diatur di Facebook. Bahkan untuk informasi kontak (contact information) yang terdapat di profile, pengguna dapat membatasi setiap entry mulai dari nomor telepon, email dan sebagainya. Sedangkan untuk Friendster, semua langsung dipatok dalam satu pilihan, bisa melihat semuanya, atau ga bisa melihat sama sekali.

Banyaknya aturan di Facebook terkadang membuat beberapa pengguna sebal dan akhirnya ngambek ga mau menggunakan Facebook lagi. Tapi setelah beberapa hari ngambek, akhirnya pengguna itu pun kembali lagi ke Facebook dengan alasan “sudah terlanjur pakai dan cinta, masakan mau ditinggalin gitu aja”. Yang account Facebook-nya sudah diblokir pun, pada akhirnya akan berusaha meminta Facebook membukanya lagi. Sedangkan di Friendster, pasti banyak yang membuat account baru lagi dan memulai dari awal karena “nge-add teman itu yang utama” di Friendster. Di balik banyaknya aturan, orang seperti aku justru diuntungkan karena merasa lebih nyaman dengan aturan itu. Kalau ada orang yang aneh-aneh dengan accountnya, seperti spamming atau melanggar aturan, yang pasti akan lebih baik kalau orang itu ditendang dari Facebook. Yah, intinya kalau mau ikut acara yang ada, ikutilah aturan yang udah dibuat oleh tuan rumahnya.
3. Target pasar yang luas

Sebagai manusia, kita memang ga tau apa yang akan terjadi di masa depan, tentu saja dengan tim manajemen dan developer Facebook. Mungkin saja mereka ga tau kalau situs ini bisa menjadi situs yang besar pada akhirnya. Facebook yang dulu katanya ditargetkan untuk kalangan eksekutif, sekarang malah merambah ke setiap kalangan mulai dari kalangan eksekutif, bisnis sampai kalangan ekonomis. :D Bisa dibilang bahwa keberadaan Facebook bisa diterima oleh semua kalangan, walau belakangan ada saja isu kalau penggunaan Facebook itu diharamkan.

Selain itu Facebook pun ga menargetkan pasar terbatas di suatu negara atau memilih untuk menguasai pasar hanya di negara-negara tertentu. Alhasil puluhan bahasa kini tersedia di Facebook dan semua itu pada dasarnya dikembangkan sendiri oleh para pengguna Facebook dengan fitur translating. Bila Anda ingin bahasa Jawa atau bahasa daerah di Facebook, Anda tinggal mengajukan ke Facebook dan berkomitmenlah untuk menerjemahkan ribuan frasa yang terdapat di Facebook, dan jumlah ini tentu saja akan berkembang sesuai dengan fitur Facebook. Alhasil siapa saja bisa mengerti pemakaian Facebook walau pada awalnya terlihat lebih ribet daripada Friendster.

Sedangkan Friendster, ketika sudah berada di tahap awal kesuksesan, malah akhirnya menargetkan pasar Asia Tenggara sebagai pasar utamanya. Alhasil, banyak orang yang akan men-cap bahwa Friendster merupakan situs jaringan sosial hanya untuk Asia Tenggara, sama seperti Orkut yang menargetkan pasar ke India. Kemudahan Friendster dalam mengubah-ubah layout dan akhirnya membuat berantakan profile seakan-akan membuat target pasar Friendster juga turun level ke kalangan remaja dan anak-anak.
4. Aplikasi yang bikin semua lupa waktu

Kalau Friendster dulu mengandalkan testimonial dan jumlah friend untuk tiap penggunanya (sampai orang-orang mulai balapan mengumpulkan testi dan friend sebanyak-banyaknya), justru di Facebook bisa dilakukan melalui application. Beragam application mulai dari yang memiliki nilai untuk dibandingkan, sampai dengan application iseng seperti kuis yang dapat dibuat sendiri membuat Facebook terlihat lebih berwarna walau secara visual cuma ada warna biru tua, putih dan hitam.

Aplikasi-aplikasi seperti Pet Society, Restaurant City, Pet Dragons 2 yang bisa dimainkan berulang-ulang dengan jalan cerita yang terus berkembang ga akan membuat orang bosan, malahan akan membuat (maaf) bokong orang-orang lama menempel di kursi atau lantai (kalau pakai laptop). Aplikasi-aplikasi lainnya seperti kuis yang belakangan makin mengarah ke rasisme malah bisa membuat orang tertawa-tawa ga karuan karena hasil kuisnya yang cenderung aneh dan membuat pembuat kuisnya pengen dilempar sandal bakiak.

Ga cukup sampai di sana, kalau Anda memiliki talenta dalam membuat aplikasi online, maka Anda dapat menerapkan talenta Anda dengan membuat aplikasi di Facebook. Yap, Facebook memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengembangkan aplikasi, tidak cuma oleh perusahaan dan vendor-vendor besar saja. Beragam bahasa pemrograman pun didukung oleh platform aplikasi Facebook, mulai dari PHP, .NET, sampai ke Python and Perl. Bahkan yang lebih ekstrimnya, Anda dapat mengembangkan aplikasi desktop yang tersambung ke Facebook karena Facebook menyediakan API untuk melakukan interkoneksi data antara desktop dengan situs Facebook-nya. Jadi bahasanya bisa diperluas lagi dengan C, C++ dan Java. Anyway maaf kalau di sini agak teknikal :D

Friendster sekarang juga memiliki fasilitas aplikasi yang mirip dengan Facebook, bahkan kenyataannya Friendster mensupport pengembangan aplikasi dengan fbOpen platform, yang menggunakan standar Facebook dalam pengembangan aplikasinya. Sayangnya sampai sekarang aplikasi di Friendster masih jarang dan tidak terlalu berkembang, yah mungkin karena masih sibuk dengan “urusan” lainnya.
5. Inilah album foto onlineku

Setiap situs jejaring sosial online pasti memiliki fasilitas untuk mengupload foto, tetapi Facebook memiliki fasilitas ini dengan cara yang inovatif dibanding situs lainnya. Pengguna dapat mengupload foto seperti biasa, lalu mengelompokkannya per album, dan memberi komentar adalah hal yang umum di situs-situs lainnya. Yang membedakan Facebook adalah fasilitas tagging picture yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan siapa saja yang ada di foto tersebut. Misalkan saja dalam suatu foto terdapat 3 orang teman, maka orang yang mengupload foto tersebut bisa melakukan tagging 2 temannya di foto tersebut sehingga foto itu akan muncul juga di koleksi foto 2 orang teman lainnya. Selain itu fasilitas tagging ini juga berguna untuk memberitahu nama masing-masing orang yang ada di foto tersebut.

Akan tetapi sama seperti fasilitas lainnya, bila ada yang digunakan dengan baik, pasti ada saja yang menggunakannya dengan cara yang tidak benar atau tidak seharusnya. Seperti mengupload foto yang memalukan dan kemudian melakukan tagging ke teman-teman yang lain dengan tujuan agar foto tersebut dapat muncul di feed orang lain yang terdapat di halaman home.

Dengan adanya fitur yang unik seperti ini di Facebook, tidak aneh kalau Facebook ditempatkan sebagai situs yang menerima paling banyak foto melebihi Flickr, Picasa dan jejaring sosial lainnya. Paling ga, makin banyaknya orang yang narsis yang ikutan di Facebook, maka makin besar pula Facebook mendominasi sebagai juara pertama dalam situs yang paling banyak menerima upload foto dari penggunanya. Sedangkan untuk Friendster, tampaknya tidak ada hal yang spesial di sini selain fungsi private photos yang sebenarnya juga dapat diatur di bagian privasi album Facebook.
Kesimpulan

Facebook yang sekarang sudah menjadi situs jejaring sosial yang multiguna dan makin populer di kalangan masyarakat. Sedangkan Friendster secara perlahan dan pasti akan terus turun peringkatnya sampai ke titik terendah. Mau buktinya? Dengar saja kata-kata orang. Apakah Anda lebih sering mendengar “add Facebook gue donk” atau “add Friendster gue donk”? Dan satu lagi bukti bahwa FB terus berjaya adalah dengan lembaga pemeringkatan situs Alexa antara Facebook dan Friendster. Walau ga 100% hasil perhitungannya bisa dipercaya, niscaya perhitungan ini cukup terwakilkan dan angka yang cukup terpaut jauh membuktikan bahwa keterpautan antara popularitas Facebook yang menanjak dan Friendster yang terus jatuh semakin besar, dan semua kembali lagi dari pengelihatan Anda terhadap sekeliling Anda. :)

Jadi kalau dibilang Facebook itu jelek dan macam-macamnya, serta mengatakan ingin kembali ke Friendster, silahkan saja, tapi kenyataan membuktikan sebaliknya. Siapa tau kalau banyak yang kembali ke Friendster, maka Facebook akan jatuh dan Friendster kembali berjaya. Yah, who knows about the future. :) Read More......

Selasa, 26 Mei 2009

Bakiak Belanda..alias Klompen....

Wahh...pernah nyoba pake..kaki pada sakit semua...trus..inget waktu Filnya Jacky Chan yang pas tarung Dia ilang Sepatunya trus pake Klompen....sakit juga kali ya..kalo nggak terbiasa....sedikit buka buka ternyata ada sedikit Informasi tentang klompen londo....
Ketika kita mendengar atau membaca tentang Belanda, biasanya dengan serta-merta kita menghubungkannya dengan simbol khas dari negeri tersebut seperti keju, kincir angin, atau tulip. Asosiasi semacam ini hampir sama dengan pemahaman bahwa Belanda itu identik dengan “negeri keju”, “negeri kincir angin”, atau “negeri tulip”. Bahkan ada julukan khas yang biasa digunakan orang Belanda menyebutkan negerinya yaitu kikkerland atau “negeri kodok” karena di mana-mana terdapat air. Selama ini simbol-simbol dominan tersebut ternyata telah mengaburkan asosiasi kita bahwa Belanda ternyata memiliki ikon yang lain. Oleh karena itu, feature ini memperkenalkan sebuah ikon khas Belanda yang selama ini mungkin belum akrab dalam asosiasi pemikiran kita yaitu sepatu kayu, clogs kata orang Inggris atau klompen dalam bahasa Belanda.

Secara historis, sepatu kayu itu sudah dikenal di Belanda sejak tahun 1270 M. Sepatu kayu tidak saja populer di Belanda tetapi dalam Abad Pertengahan juga banyak dipakai oleh para petani dan buruh di negara Eropa lainnya. Variasi dari sepatu kayu tadi adalah trippe atau terompa kayu dalam bahasa kita, yakni sandal kayu yang memiliki tali dari kulit. Di kawasan Vlaams (Belgia bagian utara yang berbatasan dengan selatan Belanda), istilah klompen itu merujuk pada sepatu kayu bagi wanita, sedangkan untuk pria, sepatu tersebut dinamai holleblokken.

Dari sisi kultural, sepatu kayu ini seakan melekat pada karakter asli Belanda baik secara filosofis maupun material. Secara filosofis, karakter bangsa Belanda identik dengan mentalitas “panggaleh” yang zakelijk, hemat, praktis, ulet dan ekonomis, serta kredo “tungku tigo sajarangan” versi Belanda yang dikembangkan oleh Adalbero van Laon tahun 1000 M, yaitu bidden yang bermakna ibadah, vechten atau berjuang, dan werken yang berarti berkarya (De Nederlandse geschiedenis in een notendop, 1998). Karena itu, klompen yang sederhana tapi punya banyak kelebihan, bahannya mudah diperoleh dan dibuat, sangat digemari masyarakat Belanda.

Sedangkan dari sudut material, sepatu kayu itu memberikan kehangatan pada kaki di musim dingin dan kesejukan pada musim panas karena kayu memiliki daya serap suhu yang baik, melindungi kaki saat melangkah di jalanan yang kotor di Abad Pertengahan, mencegah agar kaki tidak terbenam di tanah yang lunak dan berlumpur karena tipologi tanah semacam ini jamak di Belanda. Bagi petani, pandai-besi, atau yang memerah susu sapi, tentu klompen ini sangat bermanfaat melindungi kaki saat bekerja.

Manfaat lainnya dari sepatu kayu ini adalah sebagai wadah menyimpan barang-barang kecil, celengan penjaga jembatan atau pintu air untuk mengambil uang dari perahu atau kapal yang menggunakan fasilitas tersebut, sebagai vas bunga, kapal mainan, bahkan sebagai palu, dan kalau sudah usang bisa dijadikan sebagai kayu bakar untuk pemanas di musim dingin. Bahkan ada anekdot yang sedikit senofobis mengatakan bahwa klompen bisa digunakan sebagai pelampung kalau terjadi banjir.

Setiap wilayah biasanya memiliki sepatu kayu yang secara simbolik mencirikan daerah masing-masing. Bahkan di Belanda terdapat dua daerah yang diberi nama “De Klomp”, yaitu sebuah kampung di Ede (Provinsi Gelderland), dan sebuah tempat di Weesp (Provinsi Noord-Holland).

Dari sudut ekonomi, klompen bernilai signifikan karena mendukung industri pariwisata, sebuah sektor yang cukup penting bagi perekonomian Belanda. Tahun 2003, kontribusi pariwisata terhadap GNP lebih dari 2,5% dengan pemasukan sekitar € 8 milyar. Dalam periode yang sama, sekitar 9,2 juta wisatawan mengunjungi Belanda (‘Toerisme en recreatie in cijfers 2004’, Centraal Bureau voor de Statistiek, 12/11/04). Dari sektor pariwisata ini, sepatu kayu tersebut menjadi salah satu souvenir yang paling khas dari Belanda. Dalam ukuran kecil, biasa juga dibuat sebagai gantungan kunci, atau miniatur kapal layar, atau keramik Delft blue.

Di zaman dahulu, hampir di setiap kampung dan daerah memiliki pembuat sepatu kayu. Tetapi saat ini hanya tersisa sekitar 30 pembuat saja, yang menghasilkan sekitar 800 ribu pasang klompen per tahun. Di zaman sekarang, tidak banyak lagi yang mengenakan klompen di Belanda dalam kehidupan sehari-hari. Hanya sebagian petani, nelayan, atau orang yang bekerja membersihkan kebun atau halaman yang masih menggunakannya. Dengan kata lain, klompen yang dahulunya merupakan perangkat untuk keperluan sehari-hari menjadi lebih simbolik dan bernilai ekonomis.

Setidaknya ada dua pelajaran yang bisa kita ambil dari kultur klompen Belanda ini yaitu pentingnya memelihara tradisi yang khas, dan mengembangkannya sehingga memiliki nilai ekonomis. Read More......

Minggu, 24 Mei 2009

wahai.Koruptor dan angota Dewan yang berkunjung ke daerah ..contohlah Bung Hatta

KPK bertekad untuk terus mengusut aliran dana Bank Indonesia (BI) kepada sejumlah anggota DPR periode 1999-2004. Bahkan, jumlah nama penerima dana tersebut, yang sebagian telah diumumkan, diperkirakan akan terus bertambah.

Di tengah-tengah kemiskinan yang melanda masyarakat luas, para wakil rakyat di DPR saat ini memperoleh berbagai fasilitas yang sungguh menggiurkan. Seperti, insentif legislasi, berbagai tunjangan, uang operasional, sewa rumah, tunjangan listrik dan telpon, sampai gaji ke-13.

Dalam kaitan kasus di atas dan berbagai kasus korupsi yang makin banyak terjadi, kejujuran, dan cara hidup sederhana Bung Hatta, mantan wakil presiden pertama RI, perlu menjadi contoh, terutama komitmennya terhadap rakyat kecil.

Dalam buku Mengenang Bung Hatta, I Wangsa Widjaya yang selama puluhan tahun menjadi pembantu dan sekretaris Bung Hatta, menulis, Bung Hatta selalu mengembalikan kelebihan uang negara yang diberikan sebagai anggarannya.

Ada kisah menarik ketika pada 1970 setelah ia tidak lagi menjadi Wapres saat ia diundang berkunjung ke Irian Jaya (Papua), untuk sekaligus meninjau tempat ia pernah dibuang pada masa kolonial Belanda. Bung Hatta dengan tegas menolak ketika disodori amplop sebagai uang saku setelah ia dan rombongan tiba di Papu.

Ketika amplop itu disodorkan kepadanya, ia dengan spontan bertanya, ''Surat apa ini?'' Dijawab oleh Sumarno yang mengatur kunjungannya, ''Bukan surat, Bung. Uang... uang saku untuk perjalanan Bung Hatta di sini.'' ''Uang apa lagi? Bukankah semua ongkos perjalanan saya sudah ditanggung pemerintah? Dapat mengunjungi daerah Irian ini saja saya sudah harus bersyukur. Saya benar-benar tidak mengerti uang apa lagi ini?''

''Lho, Bung... ini uang dari pemerintah, termasuk dalam biaya perjalanan Bung Hatta dan rombonga.'' Sumarno coba meyakinkan Bung Hatta. ''Tidak, itu uang rakyat. Saya tidak mau terima. Kembalikan,'' kata Bung Hatta menolak amplop yang disodorkan kepadanya.

Rupanya Sumarno ingin meyakinkan Bung Hatta bahwa dia dan semua rombongan ke Irian dianggap sebagai pejabat dan menurut kebiasaan diberikan anggaran perjalanan, termasuk uang saku. Tidak mungkin dikembalikan lagi. Setelah terdiam sebentar Bung Hatta berkata, ''Maaf, Saudara, saya tidak mau menerima uang itu. Sekali lagi saya tegaskan, bagaimanapun itu uang rakyat, harus dikembalikan pada rakyat.''

Kemudian ketika mengunjungi Tanah Merah tempat ia diasingkan, setelah memberikan wejangan kepada masyarakat Digbul, ia memanggil Sumarno. ''Amplop yang berisi uang tempo hari apa masih Saudara simpan?'' tanya Bung Hatta. Dijawab, ''Masih Bung.'' Lalu, oleh Bung Hatta amplop dan seluruh isinya diserahkan kepada pemuka masyarakat di Digul. ''Ini uang berasal dari rakyat dan telah kembali ke tangan rakyat,'' tegas Bung Hatta.

Meskipun Bung Hatta dan Bung Karno sering berbeda pendapat, tapi hubungan keduanya cukup baik. Sebelum Bung Karno wafat, Bung Hatta dengan terlebih dulu menghubungi Sekretaris Militer Presiden, Letjen Tjokropranolo, meminta izin untuk menjenguk teman seperjuangannya yang sedang sakit keras itu. Bung Karno ketika itu tidak sadarkan diri. Tapi setelah siuman ia berkata dalam bahasa Belanda, ''Oh, Hatta, kau ada di sini. Kau juga Wangsa.''

''Saya melihat ini sebagai pertemuan antara dua orang sahabat yang cukup lama dipisahkan oleh suatu tirai yang tak tampak. Walau tak berarti keduanya memutuskan persahabatan. Hatta sangat sedih melihat keadaan Bung Karno yang pernah sama-sama berjuang selama puluhan tahun,'' kata Wangsa Widjaya.

Sebelum wafat pada 14 Maret 1980, Bung Hatta membuat surat wasiat kepada Guntur, putra tertua Bung Karno, dengan menyatakan bahwa Bung Karno-lah penggali Pancasila yang tertuang dalam pidatonya pada 1 Juni 1945. Karena, sebelumnya ada pendapat bukan Bung Karno pencetus Pancasila.

Bung Hatta terkenal sebagai orang yang baik dalam hubungannya dengan orang lain, termasuk dengan lawan politiknya. Ketika Alimin, tokoh tua PKI, menderita sakit keras di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Bung Hatta meluangkan waktu untuk menjenguknya. ''Oh, Bung Hatta datang,'' sapa Alimin lemah.

Keluarganya mengatakan, ''Alimin sudah kembali pada ajaran Islam yang dipeluknya sebelum memeluk ideologi komunis!''. PKI sangat membenci Bung Hatta. Pada 1960-an, patung Bung Hatta di GKBI sebagai Bapak Koperasi telah dicopot CGMI -- organiasi mahasiswa PKI.

Kejujuran dan komitmen Bung Hatta sebagai pemimpin yang membela rakyat kecil, menurut Wangsa Widjaya, karena ia seorang Muslim yang taat. Ia tidak pernah meninggalkan shalat dan puasa. Biasanya beliau shalat Jumat di Masjid Matraman yang tidak jauh dari kediamannya di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat.

Bahkan, dalam perjalanan-perjalanan ke luar negeri, Bung Hatta tidak pernah meninggalkan shalat. Begitu taatnya menjalankan perintah agama, tidak heran selama memegang jabatan Wapres, menurur Wangsa, Bung Hatta tidak pernah menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, menumpuk kekayaa, atau memberi fasilitas kepada keluarga dan sahabatnya.

Ketika Bung Hatta hendak melakukan ibadah haji bersama istri dan dua saudarinya, Bung Karno menawarkan agar menggunakan pesawat terbang yang biayanya ditanggung negara. Tapi Bung Hatta menolaknya, karena ia ingin pergi haji sebagai rakyat biasa, bukan sebagai wakil presiden. Dia menunaikan rukun Islam kelima dari hasil honorarium penerbitan beberapa bukunya.

di cuplik dari ..(Alwi Shahab ) Read More......

KOMENTAR

JATIBARANG INDRAMAYU | To Blogger by Jatibarang Blogger | Entries (RSS) and Comments (RSS).